Tips Menjadi Pembicara Hebat

Zaman sekarang setiap orang dituntut untuk menjadi pembicara hebat, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kemudahan para audience menyerap inti dari apa yang kita sampaikan. Untuk menjadi pembicara yang hebat berikut beberapa tips dari saya yang telah saya praktekkan :

Jangan membiasakan diri bergantung pada teks : Teks dapat membunuh bakat seseorang untuk menjadi pembicara, merusak flow, dan menciptakan jarak dengan audience. Lebih baik gunakan pointer atau contekan kecil, sekedar untuk mengingat point-point yang harus disampaikan.
Kenali siapa pendengar anda : Sebelum melakukan presentasi gali dulu siapa audiens kita, apa latar belakangnya, apa pekerjaan mereka. Dengan mendapat detail tentang mereka, kita akan mudah merebut hatinya. Ibarat menyeberang sungai kita harus mengetahui sungai itu, bagaimana dalamnya, berisi lumpur atau tidak, dan binatang apa yang ada didalamnya. Celakalah kalau kita menyeberang tanpa mengetahui karakter sungai tersebut.
Beradaptasi dengan ruangan dan fasilitasnya : Ruangan yang mempunyai langit-langit yang rendah akan membuat kita cepat lelah, cahaya yang masuk dari jendela akan mengganggu konsentrasi. Ruang yang sempit akan membatasi gerak kita, ruang terlalu luas akan menjadikan komunikasi tidak fokus (seringnya audiens lingak-linguk tengok kanan kiri :D). Microphone, LCD dan perangkat presentasi lainnya pastikan dalam kondisi yang baik.
Jangan biarkan audiens bosen, jaga volume suara, dan jaga intonasi (nada) agar tidak monoton : Ketika audiens mulai bosan alias jenuh maka ajaklah mereka untuk berdialog atau berikan sedikit humor ringan.
Berikan humor seperlunya : Karena bukan acara lawak jadi berikan humor jangan berlebihan. Humor digunakan untuk refresh membangkitkan daya pikir. Jika berlebihan maka akan hilang substansi apa yang anda sampaiakan.
Biasakan Interaktif : Untuk menjadi good speaker, jangan biasakan asyik bicara sendiri. Bangun suasana interaktif, beri kesempatan audiens untuk memberi jawaban, beri sedikit game, dll.
Fokus pada inti dengan ilustrasi atau contoh : Jangan terlalu banyak berbicara teori karena audiens akan cepat bosan. Beri materi dan lanjutkan dengan ilustrasi atau contoh aplikatif.
Jangan merendahkan mutu dengan merendahkan diri : Hindari kata-kata merendahkan diri seperti ” maaf saya belum siap dengan materi ini” , “Maaf ini bukan bidang saya”, dll. Manusia adalah makhluk yang malas yang hanya mau mendengar orang yang layak ia dengar, yang dianggap lebih tahu.
Gunakan bahasa tubuh : Gerakkan anggota tubuh untuk mendukung materi yang kita sampaikan, jangan lebay dan juga jangan diam saja.
Jangan berbicara seperti orang ngobrol one by one : Ingat kita berbicara di depan orang banyak. Kombinasikan bahasa resmi dan bahasa yang layak dalam berbicara.
Perhatikan penampilan : Usahakan berpenampilan yang rapi dan gunakan pakaian yang cerah agar menciptakan kesegaran di ruangan. Pakaian kita adalah citra kita pertama kali di hadapan audiens. Jangan sampai penilaian awal audiens menjadi buruk ke kita dari pakaian yang kita kenakan.