Ciri Anak Down Syndrome Saat Bayi

Danangnugroho.com Ciri Anak Down Syndrome Saat Bayi – Ada beberapa ciri down syndrome, diantaranya memiliki kepala kecil, matanya melancip ke atas.

Anak yang lahir dengan sindrom Down memerlukan perhatian khusus dari orang tua dan dokter mereka.

Meskipun diagnosis resmi down syndrome memerlukan pemeriksaan kromosom, namun ciri-ciri fisik yang khas dapat membantu orang tua untuk mengenali anak mereka yang mungkin memiliki sindrom ini.

Beberapa Ciri Fisik Down Syndrome Saat Bayi

Beberapa Ciri Fisik Down Syndrome Saat Bayi

Berikut adalah beberapa ciri fisik yang dapat membantu mengidentifikasi anak dengan down syndrome sejak bayi:

1. Kepala Kecil (Microcephaly)

Bayi dengan down syndrome sering memiliki ukuran kepala yang lebih kecil dari rata-rata. Ini disebabkan oleh perkembangan otak yang terhambat selama kehamilan atau setelah bayi lahir.

2. Mata Melancip ke Atas

Salah satu ciri khas down syndrome adalah ujung mata yang melancip ke atas, tidak sejajar seperti pada anak-anak pada umumnya.

Selain itu, warna mata mereka juga bisa berbeda dari orang tua mereka.

3. Bintik Putih pada Pupil Mata

Beberapa bayi down syndrome memiliki bintik-bintik putih pada bagian pupil mata, yang disebut sebagai brushfield spots. Ini bisa menjadi indikasi tambahan dari sindrom ini.

Baca Juga :   Mengapa Wajah Anak yang Mengalami Down Syndrome Sama dan Unik?

4. Letak Telinga Rendah

Letak telinga bayi dengan down syndrome seringkali berada di bawah garis mata jika dilihat dari depan, sementara pada anak normal, letak telinga seharusnya berada sejajar dengan garis mata.

5. Hidung Bagian Atas Datar

Bayi down syndrome sering memiliki hidung bagian atas yang datar, atau yang dikenal sebagai flat nasal bridge.

Ini adalah salah satu ciri khas yang sering ditemukan pada anak-anak dengan down syndrome.

6. Bentuk Telinga Tidak Normal

Sebagian anak dengan down syndrome memiliki bentuk telinga yang tidak normal, yang dapat bervariasi. Selain itu, sekitar 40-50 persen bayi down syndrome juga memiliki liang telinga yang sempit.

7. Wajah Datar

Wajah bayi down syndrome cenderung terlihat datar, terutama jika dilihat dari samping. Namun, penting untuk dicatat bahwa wajah datar tersebut mungkin mirip secara genetik dengan salah satu atau kedua orang tua mereka.

8. Leher Pendek

Anak-anak down syndrome sering memiliki leher yang lebih pendek dan terkadang memiliki lemak berlebih di bagian leher, sehingga terlihat menggelambir.

9. Lidah Besar

Makroglosia, atau lidah yang besar, adalah ciri fisik lainnya yang sering ditemukan pada bayi down syndrome. Ukuran mulut mereka juga relatif lebih kecil, membuat lidah dan mulut terlihat tidak proporsional.

10. Garis Tajam pada Telapak Tangan

Telapak tangan bayi down syndrome sering memiliki sebuah garis tangan tunggal yang dalam, yang disebut simian crease.

11. Jempol Kaki Terpisah Jauh dari Telunjuk

Perbedaan pada bentuk kaki juga dapat menjadi indikasi down syndrome. Biasanya, bayi down syndrome memiliki jarak yang lebih jauh antara ibu jari dan telunjuk.

12. Jari-Jari yang Pendek dan Lebar

Tangan dan kaki bayi down syndrome sering memiliki jari-jari yang lebih pendek dan lebar dibandingkan dengan anak normal.

Baca Juga :   Aplikasi Transfer Uang Internasional: Solusi Modern untuk Transaksi Global

13. Pusar Berukuran Besar

Beberapa bayi down syndrome memiliki pusar yang ukurannya lebih besar dan menonjol.

14. Perawakan Pendek

Panjang badan anak down syndrome cenderung lebih rendah dibandingkan anak-anak pada umumnya.

15. Tidak Aktif Bergerak

Bayi down syndrome seringkali memiliki masalah hipotiroid yang membuat mereka lebih pasif dan memiliki tonus otot yang lemah.

16. Sering Menangis Saat Digendong

Tangisan bayi down syndrome sering terjadi saat mereka digendong atau sedang bergerak, mungkin karena mereka merasa tidak nyaman.

Mengenali ciri-ciri ini bisa membantu orang tua untuk lebih siap dalam merawat anak down syndrome.

Dengan pengasuhan yang tepat dan perawatan medis yang diperlukan, anak-anak dengan down syndrome bisa mencapai prestasi dan hidup mandiri di kemudian hari.

Penting bagi orang tua untuk tetap terhubung dengan dokter dan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia untuk memastikan kesejahteraan anak mereka.